Thursday, April 8, 2010
ANEKA RAGAM PENYEBAB DIARE....
ANEKA RAGAM PENYEBAB DIARE
Kumpulan gejala seperti nyeri, mulas, mual, kembung, dan sejenisnya, secara medis disebut sindrom atau kumpulan gejala dispepsi. Mendeteksi penyakit dengan sindrom dispepsi tidaklah mudah karena sumbernya bisa intra (gangguan saluran cerna) atau ekstra luminer (gangguan organ di luar saluran cerna), walaupun cetusannya mirip.
Sindrom dispepsi pencernaan terbagi atas ulcerlike dyspepsia (kerusakan lokal, luka atau borok pada permukaan dalam saluran cerna) dan non-ulcer dyspepsia (dengan gejala rasa panas di dada akibat asam lambung masuk ke esofagus), dismotilitas (kurang normalnya gerakan alat pencernaan), serta penyakit nonspesifik lain lagi.
Diare juga merupakan salah satu cetusan gangguan perut. Diare akut umumnya disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi. Diare ringan akan berakhir dalam 1 - 3 hari setelah diobati dengan obat diare yang banyak dijual di pasaran. Jenis diare lain yang muncul sekitar enam jam setelah makan, biasanya karena keracunan bakteri Staphylococcus. Sedangkan racun bakteri Clostridium dalam makanan atau minuman biasanya bereaksi setelah 12 jam. Bila diare terjadi sekitar 12 - 48 jam setelah makan sesuatu, mungkin disebabkan oleh bakteri Salmonella atau Compylobacter atau virus seperti Rotavirus atau Norwalk.
Penyebab diare akut yang lebih jarang bisa karena bakteri disentri, kolera, tifus, paratifus, serta alergi makanan. Sementara pada bayi, diare kebanyakan disebabkan oleh konsumsi susu formula yang tidak cocok atau susu yang terkontaminasi bakteri.
Tentu saja diare akut harus segera ditangani, jangan sampai mengakibatkan dehidrasi (kehabisan cairan dan garam/elekrolit dalam tubuh) yang akan membahayakan jiwa. Sedangkan diare kronis bisa disebabkan oleh gangguan usus yang cukup serius. Tentunya, penyebabnya harus dicari dengan saksama: luka atau radang pada usus (gastroenteritis), tumor ganas, dll. Kita harus waspada kalau faeses bercampur darah.
Diare terjadi lantaran konsentrasi air dalam faeses terlalu besar. Usus besar atau kolon, yang merupakan bagian terpenting dalam sistem pencernaan, tugasnya menyerap banyak air dari makanan berair yang lewat. Di situlah diproduksi semi-faeses. Namun, bila muatan usus besar tersebut lewat terlalu cepat atau karena suatu hal usus halus terinfeksi sehingga terlalu banyak cairan masuk ke dalam usus besar, terjadilah diare.
Untuk pertolongan pertama, dianjurkan setiap keluarga menyimpan garam oralit, ditambah obat diare yang tersedia. Bila diare tidak juga berhenti, segeralah ke rumah sakit, dokter, atau puskesmas terdekat. Pada umumnya dokter memberikan obat antibiotika yang mengandung sulfa untuk menghentikan diare. Bantuan dokter sangat dibutuhkan bila diare tidak berhenti dalam 1 - 2 hari.
Kumpulan gejala seperti nyeri, mulas, mual, kembung, dan sejenisnya, secara medis disebut sindrom atau kumpulan gejala dispepsi. Mendeteksi penyakit dengan sindrom dispepsi tidaklah mudah karena sumbernya bisa intra (gangguan saluran cerna) atau ekstra luminer (gangguan organ di luar saluran cerna), walaupun cetusannya mirip.
Sindrom dispepsi pencernaan terbagi atas ulcerlike dyspepsia (kerusakan lokal, luka atau borok pada permukaan dalam saluran cerna) dan non-ulcer dyspepsia (dengan gejala rasa panas di dada akibat asam lambung masuk ke esofagus), dismotilitas (kurang normalnya gerakan alat pencernaan), serta penyakit nonspesifik lain lagi.
Diare juga merupakan salah satu cetusan gangguan perut. Diare akut umumnya disebabkan oleh makanan atau minuman yang terkontaminasi. Diare ringan akan berakhir dalam 1 - 3 hari setelah diobati dengan obat diare yang banyak dijual di pasaran. Jenis diare lain yang muncul sekitar enam jam setelah makan, biasanya karena keracunan bakteri Staphylococcus. Sedangkan racun bakteri Clostridium dalam makanan atau minuman biasanya bereaksi setelah 12 jam. Bila diare terjadi sekitar 12 - 48 jam setelah makan sesuatu, mungkin disebabkan oleh bakteri Salmonella atau Compylobacter atau virus seperti Rotavirus atau Norwalk.
Penyebab diare akut yang lebih jarang bisa karena bakteri disentri, kolera, tifus, paratifus, serta alergi makanan. Sementara pada bayi, diare kebanyakan disebabkan oleh konsumsi susu formula yang tidak cocok atau susu yang terkontaminasi bakteri.
Tentu saja diare akut harus segera ditangani, jangan sampai mengakibatkan dehidrasi (kehabisan cairan dan garam/elekrolit dalam tubuh) yang akan membahayakan jiwa. Sedangkan diare kronis bisa disebabkan oleh gangguan usus yang cukup serius. Tentunya, penyebabnya harus dicari dengan saksama: luka atau radang pada usus (gastroenteritis), tumor ganas, dll. Kita harus waspada kalau faeses bercampur darah.
Diare terjadi lantaran konsentrasi air dalam faeses terlalu besar. Usus besar atau kolon, yang merupakan bagian terpenting dalam sistem pencernaan, tugasnya menyerap banyak air dari makanan berair yang lewat. Di situlah diproduksi semi-faeses. Namun, bila muatan usus besar tersebut lewat terlalu cepat atau karena suatu hal usus halus terinfeksi sehingga terlalu banyak cairan masuk ke dalam usus besar, terjadilah diare.
Untuk pertolongan pertama, dianjurkan setiap keluarga menyimpan garam oralit, ditambah obat diare yang tersedia. Bila diare tidak juga berhenti, segeralah ke rumah sakit, dokter, atau puskesmas terdekat. Pada umumnya dokter memberikan obat antibiotika yang mengandung sulfa untuk menghentikan diare. Bantuan dokter sangat dibutuhkan bila diare tidak berhenti dalam 1 - 2 hari.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment